It’s You ~ Sequel Of Just Stay Beside Me

Author: S.Y.M

Title : It’s You _Sequel of Just Stay Beside Me

Rating : G

Length: Oneshoot

Genre: Romantic, High School

Cast :

Jessica Jung | Kim Myungsoo

jessica049k1bkim Myungsoo

Support Cast :

na Haeryeongcanyeolgongchan

Note:

Anyeong…aku come back dengan sequel ini… aku harap ini tidak mengecewakan, jadi kalian harus membacanya dulu okey 🙂

SELAMAT MEMBACA

*

*

*

“ Tetaplah disisiku”


“ Aku tidak pandai mengungkapkan perasaanku_ Aku mencintaimu cukup”

.

.

Sooyeon memijat keningnya, apa yang terjadi padanya? Ia sungguh dibuat pusing dan sangat pusing.  Di depannya tak kalah pusing juga karena ulahnya.

Tn Jung , dialah orang yang tak kalah pusing dibandingkan Sooyeon, Ia masih menatapnya dengan tatapan yang entah ingin memarahi, melempar atau menangis haru karena rindu dengan putrinya .

Dia meratapi putrinya yang kini memberinya senyum setulus mungkin, secantik mungkin dan sepolos mungkin. Untuk menutupi betapa dia sudah berbuat hal yang gila karena bersikeras tinggal di Seoul.

“ Come on, don’t show me your face like that”

Sooyeon merengut, ia mengerucutkan bibirnya dan menundukkan wajahnya. Tangannya ia genggam sendiri dan sesekali ia mainkan, kini ia merasakan basah pada tangan itu karena lembab, atau mungkin efek dari dia yang gugup.

“ Appa….” Ucapnya lirih.

“ Baiklah…katakan dan jelaskan, sebutkan berapa banyak alasan yang memperkuat pendapatmu saat ini dan jangan lupa kau jelaskan  kenapa Henry juga ikut tutup mulut “

Sooyeon mendongak, ia mengatupkan bibirnya dan menatap polos kedalam manik mata Appanya. Ia menghela nafas lalu kembali menunduk, Bagaimana cara menjelaskannya? Itulah yang ada di kepalanya saat ini.

Baiklah…ini adalah 4 hari setelah Henry kembali ke Amerika dan kabar ia membatalkan kepulangannya ke Amerika, ia juga mengabaikan Surat dari Universitas di Amerika  meloloskannya 2 hari lalu. Dan secepat itu juga Appanya sudah berdiri di depannya dengan ekspresi wajah yang tidak dapat diartikan.

Ia sangat bersalah pada Appanya. Dan sebenarnya ia juga ingin menuntut Myungsoo karena dia adalah salah satu alasan kenapa ia membatalkan niatnya untuk kembali ke Amerika.

Beberapa hari lalu ia cukup puas karena bisa meluluhkan hati Henry dan mengalahkan kemarahannya karena keputusan mendadaknya ini. Saat ini mungkin Henry sedang bersembunyi setelah kembali ke Amerika tanpa dirinya. Dan akhirnya Appanyalah yang ada di hadapannya sekarang.

“ Jweosonghamnida Appa, jangan juga menyalahkan Henry” ucap Sooyeon sambil menunduk.

“ Apa kurang cukup 3 tahun Appa berdiam diri? Apa kau sudah menemukan tujuanmu? Yang kau katakana kedewasaanmu?”

Sooyeon semakin memelas, ia ingin mengatakan yang sebenarnya. Hanya saja ia tidak siap dengan ekspresi lain dari appanya nanti.

“ Aku hanya ingin melakukan apa yang tidak bisa aku lakukan pada Yunho Oppa saat itu, Appa tahu alasanku itu”

“ Apa kau sudah melakukannya? Lalu apa hasilnya? Kenapa kau melakukan sesuatu yang tidak ada hasilnya? Jika seperti itu , itu artinya kau memang tidak mampu”

“ Appa… aku menemukan hal lain “

Tn Jung berhenti, ia mengambil nafas dalam lalu menatap selidik pada Sooyeon yang saat ini sedang menunduk. Tn Jung tahu apa yang dimaksud gadis kecil nya itu.

“ Baiklah…kau tahu peraturannya”

Sooyeon mendongak, ia melebarkan matanya dan menatap Tn Jung dengan tatapan memohonnya. Sebenarnya ia tidak yakin itu akan membantu.

“ Kau tetap akan pulang atau perjodohanmu akan dipercepat”

Sooyeon melemas, ia sudah tahu jika nantinya akan seperti ini.

Sementara Tn Jung melenggang pergi dan menutup pelan pintu kamar Putrinya.

1

2

CKLEK

“ Apa kau membeli gubuk kecil ini untukmu tinggal?” Tn Jung mencondongkan kepalanya masuk ke dalam kamar sementara badannya diluar.

“ Aku tidak mampu membelinya Appa, kau lupa dengan hukumanku?”

Tn Jung tersenyum.

“ Apa tempat ini nyaman? Ini lebih kecil dari kamarmu”

“ Jangan mengingatkanku dengan kamar itu” Sooyeon menutup telinganya.

“ Kau tahu? Kamarmu dijadikan ruang bermain oleh Edward jika kau tidak kembali secepat mungkin” sambung Tn Jung yang masih ingin membujuk Sooyeon. Dan kalian tahu siapa Edward? Putra dari pernikahan barunya.

“ OH MY GOD! NO WAY “ Teriak Sooyeon.

Ia melirik tajam kea rah Appanya namun Tn Jung sudah menutup pintu kamarnya dan bergegas ke mobilnya.

Tn Jung melirik sekilas rumah kecil  yang didiami putrinya, sungguh kontras dengan keadaannya dan kemewahannya di Amerika. Gadis kecilnya itu memang memiliki kadar keanehan yang menurun dari Eommanya. Selanjutnya ia tersenyum kecil karena berhasil membuat Sooyeon berteriak seperti yang sering ia lakukan dulu. Ia suka menggoda gadis kecilnya itu.

“ Kau aneh seperti eommamu” ucap Tn Jung lirih, ia meminta sang sopir untuk melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah itu dan kembali ke Apartemennya.

Ia hanya menunggu sejauh mana Sooyeon akan berjuang untuk keputusannya sendiri. Dan dia juga tahu apa yang harus ia lakukan sebagai Appanya.

.

.

Haeryeong terlihat tertekan, itulah yang diperhatikan Gongchan saat ini. Semakin lama kakaknya terlihat khawatir dan penuh kecemasan. Ia tahu apa yang membuatnya seperti itu.

Kim Myungsoo adalah pelakunya, dia memang dibalik kecemasan Haeryeong saat ini. Pria itu seakan membuat Haeryeong harus berbuat lebih dan lebih untuk bisa bersamanya. Sementara ia tetap bungkam dengan keingintahuannya. Dia masih merasa dia perlu meminta Myungsoo untuk tetap datang padanya. Sedangkan Myungsoo masih tetap melakukannya, ia tahu Myungsoo tidak akan menyakitinya dan mengabaikannya. Meskipun kini perasaan namja itu tidak sepenuhnya untuknya.

Ia tidak bodoh sehingga tidak bisa merasakan itu. Kehadiran Sooyeon mungkin sudah lama membuat Haeryeong khawatir, namun  ia tidak menyangka bahwa semuanya terasa berat dan sakit saat ia memutuskan untuk tinggal di Seoul. Perasaannya menjadi sakit setiap ia melihat Sooyeon dan bagaimana sikap Myungsoo padanya. Yang ia sesali kenapa perasaan itu muncul ketika ia lebih dekat pada Myungsoo. Namun kenyatannya perasaan Myungsoo tidak lagi dekat padanya. Ia bisa merasakan kerenggangan itu.

“ Masuklah…ini sudah larut” ucap Gongchan. Ia menyadarkan lamunan noonanya.

Haeryeong menggeleng pelan lalu tersenyum.

“ Kau tidak pernah seperhatian ini padaku, selama ini kau hanya menuruti apa yang kuminta tanpa berbicara banyak hal padaku”

Gongchan menghela nafas, ia mendongak menatap langit malam yang juga tak luput dari pandangan Haeryeong.

“ Apa itu penting? “

Haeryeong tersenyum simpul.

“ Aku merasa tidak ada pria lain yang lebih baik dan menyayangiku dari pada Myungsoo”

“ Myungsoo juga menyayangiku sebagai  Hobaenya”

Haeryeong terkekeh , selanjutnya ia menatap adiknya itu.

“ Lihatlah…hanya Myungsoo yang bisa bersikap baik dan tahu bagaimana aku”

“ Kau hanya mengingat kenangan masa kecil kalian, kau tidak tahu perubahan seseorang”

Haeryeong terdiam, ia tidak ingin pembicaraannya ini mengikutsertakan bagaimana perasaannya saat ini. Perasaannya sedang dibuat kalang kabut oleh kekhawatirannya sendiri. Ia begitu takut Myungsoo menjauh dan tidak ada lagi yang mampu mengerti dia. Ia terbiasa melihat Myungsoo yang akan selalu datang padanya. Ia terbiasa dengan Myungsoo yang mengerti dia.

.

.

Myungsoo menatap rumah yang mulai redup itu, ia masih menunggu sampai lampu rumah itu benar-benar mati, selanjutnya ia bisa masuk ke dalam rumahnya.

Matanya melebar dan senyumnya tersungging ketika melihat seseorang keluar dari rumah itu. Siapa lagi jika bukan Jung Sooyeon. Sudah menjadi kebiasaan gadis itu untuk melihat peliharaan barunya yang ia letakkan di depan rumah. 2 ekor kelinci dan entah sejak kapan ia lebih suka melihat mereka di malam hari.

Sooyeon terkikik ketika berhasil membuat kedua ekor itu bergerak.

“ Kau mengganggu tidurnya”

Sooyeon menoleh cepat

“ Husby? Wae?”

Myungsoo tersenyum , dia pun ikut melihat kedua makhluk itu.

“ Kau suka sekali mengganggunya” Myungsoo pun memasukkan jari telunjuknya ke dalam kandang.

“ Melihatnya mengingatkanku dengan Gonchan, kkkk..”

Myungsoo terkekeh, ia meletakkan tangannya di atas kepala Sooyeon lalu memutarnya sampai Sooyeon menghadap padanya.

“ Ada apa dengan Gongchan? “

Sooyeon merengut, tatapan Myungsoo membuatnya sedikit bergidik lalu ia pun tertawa.

“ Dia yang memberiku ini…sebagai kado kelulusan, emh…aku ingin memberikannya padamu kalau aku benar-benar ke Amerika”
Myungsoo semakin menekan kepalanya.

“ Jangan berani-berani lakukan itu” Perlahan Myungsoo melepaskan tangannya lalu beralih pada lengan Sooyeon.

“ Bukankah aku sudah memintanya?”

Sooyeon mendengus, ia menunduk lalu kembali menatap Myungsoo.

“ Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha menepati”

Myungsoo perlahan melepaskan rengkuhan tangannya. Ia menatap lekat Sooyeon yang kini  tengah menunduk dan memainkan kakinya.

“ Aku ingin berbuat lebih untuk menahanmu “

Sooyeon mendongak, ia menatap Myungsoo kagum. Karena ini adalah pertama kalinya ia mendengar kalimat menyentuh dari Myungsoo untuknya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu sedikit memiringkan kepalanya. Ia berfikir mungkin ini akibat mereka belajar terlalu keras untuk ujian akhir sehingga mempengaruhi cara bicara dan kerja otak Myungsoo.

Ia segera menggelengkan kepalanya karena ia kembali teringat ketika Myungsoo menyatakan perasaannya padanya. Sungguh hal itu masih seperti mimpi baginya. Sedangkan saat ini Myungsoo masih berstatus akan bertunangan dengan Haeryeong. Itu yang ia lihat dari sisinya. Dan membuatnya seakan tidak bisa bangun dari mimpinya.

“ Akhir-akhir ini kau memang cukup aneh” gumam Sooyeon lirih, dan mungkin masih terdengar oleh Myungsoo.

Myungsoo mendengus pelan. Ia mengacak singkat rambut Sooyeon.

“ Tidurlah…dan jangan bangun telat besok”   Ucap Myungsoo lembut.

Sooyeon terdiam, dia masih melihat senyum Myungsoo yang perlahan melangkah meninggalkannya. Dia masih terdiam sampai Myungsoo sampai di depan pintu rumahnya lalu melambai padanya untuk segera masuk ke dalam rumah.

Ia membuyarkan lamunannya.

“Oppa…aku merasakan kehangatanmu saat ini, lebih dari yang sering dilakukan Henry padaku” ucap Sooyeon lirih, ia mendongak menatap langit malam dan tersenyum. Seolah ia melihat wajah Yunho pada langit itu.

Ya, perlakuan Myungsoo benar-benar memberikannya kehangatan seperti yang sering dilakukan Yunho padanya. Kehangatan seorang kakak yang ia rindukan yang diberikan oleh pria yang ia cintai. Perlahan tangannya merambat pada dadanya. Ia menyentuh kulit yang menjadi dinding berdetaknya jantung yang tak karuan itu.

“ Dia semakin membahayakan , Tuhan. Aku ingin mengatakan jika aku memang membatalkan kepulanganku ke Amerika, karenanya…lagi-lagi karenanya. Tapi…Aku juga tidak ingin melukai perasaan Appa. Juga gadis itu…” Sooyeon menunduk. Dan ia melangkah gontai menuju rumah kecilnya. Ia ingin segera tidur dan sejenak melupakan kegundahan hatinya.

Ia begitu tidak ingin melukai perasaan orang-orang disekitarnya, ia selalu bersikap hati-hati. Dan lebih sering ia yang merasakan kesulitannya.

Sifat Angelicnya susah ia hilangkan jika seperti ini. Dia selalu berfikir dialah yang harus mengalah dan mengorbankan sedikit kesenangannya karena ia tidak ingin orang lain sakit hati. Itu sudah sifat bawaannya dari  dulu. Bahkan ia enggan membagi kesedihannya dan lebih suka menghibur orang lain dengan keceriaannya. Itulah kenapa ia sangat sulit mengungkapkan apa yang terjadi dengannya pada orang lain.

.

.

Park Chanyeol, mungkin kali ini ia bisa menyebarkan senyum lebarnya karena ia merasa bahagia. Seperti yang ia lakukan saat ini. Ia menatap kedua sahabatnya dengan senyum lebar yang menunjukkan gigi putihnya.

“ Wae?” tanya Myungsoo, masih dengan sifat dinginnya.

“ Hahaha Ayolah…aku tahu apa yang terjadi pada kalian , aku sudah menahannya beberapa minggu karena ingin fokus belajar, dan kali ini aku tidak bisa menahannya “

Sooyeon terbatuk, ia meletakkan makan siangnya lalu segera meminum segelas air yang ada di depannya.

Myungsoo melirik Sooyeon singkat lalu  beralih menatap Chanyeol yang entah berarti apa.

Chanyeol mendengus, bahkan ketika Myungsoo mampu mengungkapkan perasaannya, itu sama sekali tidak merubah kedinginannya.

“ Kalian pasangan aneh” cibir Chanyeol . selanjutnya ia melanjutkan makan siangnya.

 

“ Noona!!”

Sooyeon mendongak, semua yang ada di meja itu mendongak dan mendapati sang Hobae yang selalu menempel pada mereka tengah melambaikan tangannya lalu berlari kecil ke arah mereka. Siapa lagi jika bukan penggemar Sooyeon, Na Gongchan.

“ Anyeong” sapanya dengan senyum yang mengembang dan mata yang menyipit. Sedikit imut tapi tetap…errr tampan.

“ Anyeong” balas Sooyeon dengan senyumnya.

“ Bogoshippo Noona” ucap Gongchan dengan gaya imut.

Sooyeon terkekeh, ia teringat 2 kelinci yang ada di depan rumahnya. Bukankah ia tidak salah jika kelinci itu mirip Gongchan?

Namun kalimat itu sontak mendapat tatapan aneh dari 2 namja lain yang ada di meja itu. Chanyeol yang menghela nafas mengejek dan Myungsoo yang hanya menatap Gongchan dengan tatapan dingin menusuknya.

“ Eotte? Haruskah aku menjawab Nado?” balas Sooyeon dan membuat Gongchan kembali melempar senyum imutnya.

“  Kenapa Henry Songsaengnim tiba-tiba kembali ke Amerika? “

Dan telinga Myungsoo berhasil memanas , sekaligus hatinya juga memanas ketika mendengar nama itu. Ia cukup bahagia karena pada kenyataannya ia berhasil menahan Sooyeon dan ia tetap di sini entah sampai kapan. Namun Henry adalah pria yang membuatnya merasakan cemburu untuk pertama kalinya dan sampai saat ini.

“ Dia… sepertinya ada sesuatu yang lebih penting yang harus ia kerjakan di sana” Jawab Sooyeon ragu, lebih tepatnya memang Henry harus kembali ke Amerika, selain karena masa pertukarannya sudah habis, ia memang telah gagal membawa Sooyeon kembali, lalu ia harus kembali lebih awal dan digantikan Appanya yang ada di Seoul saat ini.

“ Dia memintaku untuk mengawasimu dan menjagamu” Imbuh Gongchan .

Myungsoo spontan menatap tajam Gongchan lalu beralih pada Sooyeon. Dilihatnya Sooyeon yang saat ini sedang berusaha mengalihkan pandangannya.

Jung Sooyeon…sebenarnya apa hubungan kalian?

Sooyeon sebenarnya tidak ingin merasa canggung seperti ini, bayangan ketika Myungsoo menyatakan perasaannya selalu terlintas dan saat ini ia tidak ingin Myungsoo merasa cemburu atau hal lain yang mirip dengan itu. Meskipun ia sendiri ragu apakah Myungsoo memiliki rasa cemburu itu atau tidak.

Sebenarnya cukup mudah baginya menjelaskan siapa itu Henry, namun ia sendiri tidak yakin apakah ia perlu melakukannya. Ia sendiri masih ragu dengan kepastian perasaan Myungsoo selama ia tahu dia masih sedekat itu dengan Haeryeong.

“ Ah…dia memang berlebihan, aku mempunyai Ahn Ahjumma yang menjamin asupan makananku, benarkan Husby” Sooyeon menyenggol lengan Myungsoo lalu mengedipkan matanya beberapa kali.

Berusaha menunjukkan wajah imutnya dan meluluhkan tatapan dingin dan tajam itu.

Myungsoo mengalihkan pandangannya.

“ Ahn Ahjumma bekerja untukku, kau harus meminta ijin padaku saat meminta makanan padanya”

Sooyeon merengut, ia mengerucutkan bibirnya.

“ Ayolah…kita perlu gizi yang banyak untuk ujian akhir ini Husby…jadi aku harus makan masakan Ahn Ahjumma sampai ujian berakhir “ rayu Sooyeon.

“ Kau bisa pintar ketika belajar, bukan dengan makan”

Sooyeon merengut dan semakin mengerucutkan bibirnya.

“ Ayolah…”

“ Kau tidak akan mendengar laranganku, itu sudah kebiasaanmu, seharusnya hutangmu menumpuk banyak karena terus meminta makan pada Ahn Ahjumma”

“ Hya…kau perhitungan sekali dengan istrimu” protes Sooyeon.

“ Mwo? Kau akan mengancam bercerai setelah ini?”  balas Myungsoo membuat Sooyeon mengatupkan bibirnya dan menatap tajam padanya , merasa tidak terima karena kalimatnya sudah ditebak oleh Myungsoo. Ancaman klasiknya selama ini.

Dan terjadilah tatapan pertengakarn dalam rumah tangga rumit dan aneh mereka. Gongchan menggelengkan kepala heran, mereka tetap aneh seperti biasa. Selanjutnya ia trkekeh, mungkin ia akan merindukan Noona barbienya yang selalu bertingkah imut dan aneh ini jika ia lulus atau mungkin kembali ke negaranya.

“ Noona, kau ingin keluar jalan-jalan bersamaku pulang sekolah nanti? “ Gongchan mengeluarkan senyum terindahnya, dan tatapan memohon sebagai Hobae.

“ Kau berani mengajaknya sementara ada aku disini?”

Sooyeon menoleh, begitu juga dengan Gongchan. Mereka kompak menatap Myungsoo dengan pandangan kagum , emh…lebih tepatnya kaget.

“ Ada yang salah dengan susunan kalimat itu” Sooyeon berusaha menyadarkan dirinya bahwa itu kalimat aneh yang dikeluarkan Myungsoo.
“ Apa kau sedang cemburu ?” imbuh Gongchan yang akhirnya menyadarkan Myungsoo.

Ia berdehem kecil dan kikuk. Gongchan benar-benar memancingnya kali ini.

“ lagipula kau akan pergi bersama noona, kenapa aku tidak bisa mengajak Noona barbieku, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama karena setelah ini kalian lulus, sebagai seorang penggemar…dan  bukankah ada pria lain yang dicintai Noona Barbie ku ini? Aku tahu itu” goda Gongchan . Ia terkekeh melihat Sooyeon yang saat ini tengah menatapnya tajam dan hendak memukul kepalanya itu.

Oh…baiklah…Na Haeryeong…bagaimana  aku memulainya? Dan bagaimana aku mengakhirinya? Apakah aku bisa memulai dan mengakhiri seperti ini?

Myungsoo memutuskan untuk beranjak dari tempat itu. Ia tidak ingin membahas lebih tentang Haeryeong ketika ada Sooyeon disekitarnya.  Ia tidak ingin perasaan Sooyeon menjadi nyeri seperti biasanya, ia juga tidak ingin Sooyeon pergi begitu saja seperti biasanya.

Gongchan tersenyum melihat kepergian Myungsoo yang tanpa sepatah katapun pada mereka berdua.

“ Apa dia marah?” tanya Gongchan selidik.

“ Apa kau pernah melihatnya marah? “ Balas Sooyeon dan mereka berdua kompak mengangkat kedua bahu mereka.

.

.

Kim Myungsoo tersenyum ketika melihat Haeryeong melambaikan tangannya dari kejauhan. Sang putri anggun itu menunggu dibalik mobilnya dan jika Myungsoo sudah datang sang sopir yang mengantarnya akan pergi dan akan kembali setelah pertemuannya bersama Myungsoo berakhir. Bahkan setelah Haeryeong mengatakan Appanya menyetujui tentang pertunangan mereka, pertemuannya tetap seperti ini.

“ Bagaimana dengan ujian masuk universitasmu? …Ah…aku lupa jika kau cukup jenius untuk test seperti itu, bukankah hasilnya memuaskan?” Haeryeong melingkarkan tangannya pada lengan Myungsoo.

“ Tidak buruk “

“ eummm…manis sekali”  Haeryeong terkekeh, bahkan kedinginan Myungsoo tidak mebuatnya merasa bahwa itu hal yang berat, ia tetap merasa hangat bersama Myungsoo.

“ Aku sudah memutuskan untuk kuliah dan sedikit mengambil bagian dalam perusahaan, jadi maaf aku tidak mengambil jurusan yang sama denganmu”

“ Tidak masalah, selama aku bisa melihatmu dan kau selalu datang padaku, hal kecil itu bukan masalah besar”

“ Aku tidak yakin untuk itu”

DEG

Haeryeong mendongak, matanya menatap wajah Myungsoo yang masih dengan tatapan lurusnya. Apa yang baru saja ia dengar? Apakah sama dengan yang tersetting di otaknya kali ini?

“ Apa yang kau maksud tidak yakin ?”

“ Aku tidak yakin akan selalu datang padamu lagi”

Haeryeong perlahan melepaskan rengkuhannya pada lengan Myungsoo. Kali ini Myungsoolah yang menatapnya sendu. Ia sudah begitu hati-hati menata kalimatnya, namun ia juga tidak bisa berlama-lama menahan semuanya, sementara hati dan pikirannya kini sudah tersetting untuk memikirkan dan mempertahankan Sooyeon.

“ Haeryeong_ah a_”

“ Kim Myungsoo! Cukup…jangan lanjutkan itu…jangan lanjutkan…aku tidak ingin mendengarnya, jangan katakan apapun” Haeryeong menutup telinganya, ia menjauh dari Myungsoo.

Ia cukup takut mendengar penjelasan lebih dari kalimat yang ia tanyakan sendiri itu. Ia tahu dan ia tidak ingin apa yang ia pikirkan benar-benar terucap dari Myungsoo.

Tidak…

Benar-benar tidak ingin.

“ Kau merusak hariku, aku ingin pulang”

“ Akan ku antar”

“ Tidak,… tidak perlu” Haeryeong semakin menjauh, ia segera mencari ponsel di dalam tasnya untuk memanggil sopirnya.

Ia tidak ingin merasakan kebaikan Myungsoo sementara ia tahu dan merasakan apa yang akan dikatakan Myungsoo saat ini.

Myungsoo mengambil nafas dalam, kenapa begitu sulit baginya meyakinkan Haeryeong.

.

.

Chanyeol melempar handuknya, setelah ia meneguk air mineralnya ia juga melemparnya pada Myungsoo. Selanjutnya ia menyusul Myungsoo yang tengah bersandar pada dinding di lapangan basket ini.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa Myungsoo akan bermain battle dengan Chanyeol ketika kepalanya sedang kacau. Ia tahu bagaimana melampiaskan kekesalannya dengan melempar bola basket itu untuk masuk ke dalam ring. Dan Chanyeol sudah pasti bisa menebak keadaan terburuk Myungsoo ketika Myungsoo mencetak angka jauh dibawah Chanyeol.

“ Aku harap ketika aku bertanding melawanmu , kau sedang dalam keadaan yang kacau seperti ini, aku bisa mengalahkanmu dengan mudah”

Myungsoo melempar handuknya dan tepat menutupi kepala Chanyeol.

“ Aku tahu aku cukup keren, bahkan kupikir aku lebih keren, lebih tinggi dan lebih seksi darimu, aku bersyukur aku tidak pernah dibuat pusing oleh gadis-gadis sepertimu”

Myungsoo meliriknya dan mungkin Chanyeol bisa melihat kilatan petir yang keluar dari ujung mata yang tajam itu.

Chanyeol meneguk salivanya.

“ Baiklah…akan kutarik kalimat terakhirku, jadi…apa kau memerlukan pendapatku?” Chanyeol tersenyum menunjukkan gigi putihnya, entah kenapa ia sering menunjukkan gigi itu.

Myungsoo mendengus ia menghela nafas yang cukup panjang, ingin rasanya menghilangkan beban hanya dengan menghela nafas panjang seperti ini, namun itu tidak mungkin.

“ Aku hanya ingin menghabiskan hidupku bersamanya, menjalani hariku dengan warna yang berbeda bersamanya, dan membuatnya bahagia”  Myungsoo menutupnya dengan hembusan nafas yang panjang.

Chanyeol terbatu mendengarnya, oh tidak…ia benar-benar merasa seperti seorang sahabat yang sebenarnya, mendengar bagaimana Myungsoo mengatakan yang sebenarnya seperti ini benar-benar membuatnya merasa bangga.

“ Lalu , lakukan itu untukmu, apa yang tidak bisa kau lakukan pada gadis aneh itu?”

“ Dia mempunyai kehidupan lain yang mungkin membutuhkannya, aku tahu bagaimana dia menunjukkan rasa kasih sayangnya, dia tidak perduli dengan dirinya. Latar belakang kami hampir sama, aku dengan perusahaan peninggalan Aboji dan dia sebagai putri tunggal Appanya, kau tahu kelanjutan kisah membosankan tentang silsilah keluarga ini Park Chanyeol”

Chanyeol mendengus, benar…ini memang kisah membosankan, sungguh aneh ketika tidak ada diantara mereka yang berkorban.

“ Lakukan apa yang menurutmu perlu kau lakukan, hanya itu saranku”

Myungsoo terkekeh, Chanyeol membalasnya dengan melempar handuk yang baru saja ia gunakan untuk mengusap keringatnya.

.

.

Sooyeon menghabiskan waktu bersama Gongchan, ia lebih mirip seperti seorang artis yang mengadakan kencan sehari bersama fansnya.

“ Aku merasa senang bersamamu karena aku merasa benar-benar menjadi Hobae “

Sooyeon memicingkan matanya, ia tersenyum jahat lalu memukul kepala itu ringan.

“ Ada yang aneh dengan nada bicaramu, kau seperti akan mengucapkan salam perpisahan”

“ Ayolah…aku pasti merindukanmu ketika kau lulus nanti”

“ Jangan serakah, kau sudah memiliki noona yang cantik dan lembut seperti Haeryeong” Sooyeon kali ini mengacak lembut puncak kepala Gongchan.

Gongchan tersenyum , ia lebih mirip seperti remaja berumur 8 tahun dan noonanya yang menyalurkan kasih sayangnya. Ah tidak…dia seperti anak anjing yang lucu.

“ Kau lebih baik” ucap Gongchan lirih namun masih terdengar oleh Sooyeon.

Sooyeon tersenyum simpul, ia meniup poninya lalu menyenggol lengan Gongchan.

“ Dia tetap noonamu yang harus kau jaga dan kau sayangi”

“ Aku selalu bertanya-tanya, kenapa kau selalu sebaik dan sehangat ini meskipun kau lebih sering menunjukkan sisi cerewet dan jutek, aku merasa aku harus menceritakan banyak hal yang kualami padamu, aku ingin mempunyai kakak sepertimu Noona, aku harap kau selalu bahagia”

“ eumm….manis sekali…dan kau sama sekali tidak cocok bersikap seperti itu, itu menggelikan…” Sooyeon mencubit pipi Gongchan lalu memukul kecil lengannya.

Mereka tergelak tawa, bersama –sama di halte dan menemani Sooyeon untuk menunggu bisnya, Gongchan tahu Sooyeon tidak mengijinkannya untuk mengantarkannya sampai ke rumah. Ini seperti sebuah perpisahan, namun Sooyeon berharap ia tidak kehilangan moment hangat seperti bersama ornag-orang yang ia kenal selama ia tinggal di Seoul. Akankah ia tega meninggalkan hal ini? Lalu ia bersikap sebagai putri yang baik dan menurut pada Appanya? Ia tahu ia sudah sering membuat Appanya kecewa dan pusing karena pemberontakannya.

Seketika wajah Appa dan Myungsoo memenuhi kepalanya. Oh tidak…ia ingin segera memejamkan matanya untuk tidur dan melupakan kegelisahannya lagi, dan lagi.

.

.

Myungsoo melirik Ahn Ahjumma yang meletakkan minuman hangat untuk tamunya saat ini. Selanjutnya sang tamu tersenyum dan mengangguk ketika Ahn Ahjumma mulai pergi. Myungsoo masih menatapnya dingin. Ia menyandarkan punggungnya pada sofa. Dan ia terlihat berusaha membaca maksud dari kedatangan tamunya.

“ Urimania Tuan Muda” Ucapnya lembut, ia meraih cangkirnya lalu menyesapnya sedikit.

“ Pengacara Han, apakah ada sesuatu yang sangat penting?”

“ Ah…Tuan Muda, anda tahu kami telah lama menunggu anda sampai anda mulai mengeluarkan suara anda tentang perusahaan”

Myungsoo mengambil  nafas dalam lalu menegakkan tubuhnya.

“ Bukankah aku tidak perlu menjawab bagaimana keputusanku terhadap perusahaan? Perusahaan sedang baik-baik saja bukan selama kau yang mengawasinya, masih terlalu awal bagiku untuk ikut campur di dalamnya”

“ Animnida…saya rasa anda tahu peraturan kecil tentang ini, anda tahu sedikit bumbu dari perluasan dan pengembangan perusahaan bukan”

Myungsoo menaikkan sebelah alisnya. Selanjutnya ia tersenyum simpul dan mendengus.

“ Siapa yang menawarkan diri untuk menjadi tunanganku?”

“ Tentu orang yang anda kenal dan saya yakin anda tidak akan menolaknya”

Myungsoo memejamkan matanya, ia tahu siapa yang dimanksud Pengacara Han.

“ Aku tidak ingin membicarakannya, bisakah kita tidak mengambil jalan seperti ini? Ini terlalu dramatis dan terlalu biasa”

Pengacara Han tertawa, ia tahu kisah-kisah di drama yang ia tonton sedang terjadi di depannya.

“ Lalu apa yang harus saya lakukan? Undangan makan malam langsung disertakan untukku dan tentunya anda, apa saya bisa menolak begitu saja? Itu melanggar aturan dan tata krama”

Myungsoo mendengus. Ia memikirkan cara untuk lebih mengerti dan menjelaskan semuanya.

“ Anggap saja ini seperti sebuah prosedur, kau bukan orang tuaku yang bisa mengekang, lalu…berikan aku waktu untuk berfikir tentang masa depan kehidupan asmaraku”

Pengacara Han kembali tertawa, ia kembali meraih cangkir minumannya lalu menyesapnya lebih banyak.

“ Ess…semua yang terbuat dari tangan Ahn Ahjumma selalu terasa enak,” Pengacara Han meletakkannya.

“ Baiklah tuan muda, anda pikir saya terlihat tua untuk menjadi seorang pengekang? Ayolah…saya juga pernah muda, jadi pikirkanlah semuanya dan undangan makan malam besok tetap dijalankan, masih ada waktu satu hari untuk memikirkannya”

Pengacara Han merapikan jas lalu berdiri, ia mengancingkan jasnya lalu membungkuk dan permisi pergi meninggalkan Myungsoo.

“ Saya harus pergi, terima kasih untuk coklat hangat yang diberikan Ahn Ahjumma”

Myungsoo membungkukkan badannya membalas Pengacara Han. Dan ia mempersilahkan pengacaranya itu untuk pergi dari rumahnya.

Myungsoo mendengus pelan lalu melirik rumah Sooyeon yang mulai redup, namun ia tahu gadis itu belum tertidur.

Ia tahu Haeryeong bergerak lebih cepat dan dialah yang mengatur ini semua. Ia tahu bagaimana dan apa yang dirasakan Haeryeong. Sama seperti apa yang ia rasakan pada Sooyeon. Ia begitu tidak ingin untuk menjauh darinya. Sangat tidak ingin.

Perlahan kakinya melangkah untuk datang pada rumah itu. Menerobos masuk ke dalam rumah itu adalah hal yang biasa baginya. Ia ingin melihatnya, ia ingin menenangkan diri dengan melihat wajahnya, mendengar suaranya dan merasakan kehangatannya.

Myungsoo terdiam ketika melihat Sooyeon keluar dari rumahnya, sangat kebetulan. Selanjutnya ia sadar bahwa keluar rumah malam hari dan mengganggu 2 kelinci pemberian Gongchan itu sudah menjadi kebiasaannya. Ia menggertakkan giginya lalu menarik kasar Sooyeon agar mendekat padanya.

“ Kim Myung_so? Ada A_PPA?”

Myungsoo tersenyum kecil, tangannya beralih untuk menyentuh pundaknya.

“ Apa kau percaya dengan apa yang kukatakan saat itu?”

Sooyeon mencerna kalimat itu, berusaha mengingat walaupun sebenarnya ia sudah menangkap maksud dari Myungsoo. Kalimat yang diucapkan dia saat itu? Yang merupakan penyebab ia membatalkan kepulangannya ke Amerika dan membuat Appanya turun tangan untuk memintanya kembali? Ya…kalimat itu yang membuatnya entah kenapa memutuskan sesuatu yang gila, sama gilanya saat 3 tahun lalu.

“ A_aku tidak _”

“ Aku mencintaimu, aku ingin bersamamu, aku  ingin selalu melihatmu dan aku_”

Sooyeon melebarkan matanya, ia menatap Myungsoo bingung sedangkan Myungsoo mulai memberikannya wajah serius.

Sooyeon mengambil nafas dalam, ia ingin membalas kalimat itu namun niatnya terhenti ketika ia mengingat Haeryeong. Bagaimana dengan gadis itu jika Myungsoo mencintainya? Bukankah Myungsoo mencintai gadis itu walaupun selama ini Sooyeon selalu memperhatikannya? Bukankah Myungsoo selalu menunggu gadis itu meskipun Sooyeon selalu berusaha membuatnya tersenyum dan melepaskan kesedihannya? Bukankah Myungsoo bisa tersenyum dengan tulus karena bersamanya? Ia ingin sekali meyakinkan itu semua.

“ Apa kau juga mencintaiku? “

Sooyeon masih terdiam, ia masih menatap tidak percaya pada Myungsoo. Ia ingin tahu apakah karena keinginannya untuk tidur lebih cepat dan melupakan bebannya bisa berakibat seperti ini? Ia sedang bermimpi dengan Myungsoo sebagai bunga tidurnya?

“ Apa aku begitu bodoh menyanyakan itu sekarang sedangkan apa yang kau lakukan selama ini untukku adalah bentuk kepedulianmu padaku? Apa aku salah menanyakan itu ? “

Sooyeon menggeleng pelan

“ Lalu kenapa kau tidak menjawabnya?”

“ Kim Myungsoo… aku hanya merasa jika selama ini saat aku menyadari aku memperdulikanmu dan jika aku berani mempunyai perasaan itu padamu, itu akan sia-sia karena kau mencintai gadis lain, itu akan menjadi perasaan sepihak lalu_”

“ Lalu apa perasaanku ini sepihak? Hanya aku yang mencintaimu?  lalu apa yang kau lakukan selama ini hanya belas kasihan darimu? Karena aku menangis di depanmu? Karena aku yatim piatu? Karena aku menyesal dengan kematian kedua orang tuaku? Atau karena aku memintamu untuk tetap tinggal? “

“ A_any Kim Myungsoo, aku rasa Haeryeong mempunyai perasaan yang lebih besar untukmu, jangan sakiti dia…”

“ Kenapa kau selalu memperdulikan orang lain Jung Sooyeon? Bagaimana denganmu? Bukankah kau membatalkan kepulanganmu karena aku memintamu lagi untuk tetap tinggal? Lalu kau ingin meninggalkanku setelah apa  yang kau lakukan padaku selama ini? Apa yang kau pikirkan Jung Sooyeon?”

Sooyeon terdiam, ia bersumpah ini adalah perdebatan panjang , terpanjang yang pernah ia lakukan bersama Myungsoo. Hatinya terasa teriris ketika ia tak mampu untuk mengungkapkan perasaannya. Ia hanya teringat Haeryeong, lalu keputusan bodohnya untuk tetap tinggal karena permintaan Myungsoo saat itu, ia sendiri juga tidak tahu kenapa begitu mudah memutuskannya.

Memang benar karena ia mencintainya, itu memang benar.

.

“Terima kasih telah menjaga Myungsoo selama ini, aku sangat bahagia karena memiliki waktu yang lebih banyak untuk melihatnya” Gadis cantik itu tersenyum pada Sooyeon.

Sooyeon mengangguk pelan, beberapa waktu lalu ia bisa melayang karena pernyataan Myungsoo padanya yang seperti mimpi itu dan keputusan gilanya untuk membatalkan kepulangannya.

Saat ini hatinya sedang memanas karena gadis lain yang mencintai Myungsoo mengatakan banyak hal kepadanya.
“ Aku memang meninggalkannya saat itu, aku tidak yakin bahwa ini yang akan menyebabkan hubungan kami merenggang, aku kira seperti itu saat itu. Namun setiap aku kembali dia masih datang padaku, itu membuatku begitu bahagia dan menganggap bahwa apa yang kulakukan saat itu bukanlah masalah besar baginya. Kematian kedua orang tuanya diluar dugaanku, namun aku tidak bisa menahan keinginanku untuk mengejar impianku sekolah di luar negeri, aku memantapkan niatku untuk pergi dan tepat disaat ia butuh seseorang “

Sooyeon mengingat kejadian itu, saat pertama kali ia bertemu Haeryeong dan ia meminta untuk menjaga Myungsoo untuknya.

“Aku tahu kau mencintainya”

DEG

Sooyeon terbatu, ia menoleh dan menatap Haeryeong yang sedang tersenyum sendu melihatnya. Ia bisa melihat perasaan terluka dengan tatapan itu.

“ M_Mianhae…”

“Kau bahkan meminta maaf, apa ini kesalahanmu? Ya…ini kesalahanmu yang datang tepat waktu saat itu, dan saat ini ketika aku begitu menginginkan untuk bersamanya, kau yang mengacaukannya, apa kau tahu aku tidak pernah seperti ini sebelumnya? Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan dengan mudah, namun ini terasa sulit karena keberadaanmu”

Sooyeon memanas, hatinya benar-benar memanas. Entah sejak kapan posisinya menjadi salah saat ini. Ia salah karena membuat hubungan Haeryeong dan Myungsoo seperti ini. Ia juga telah merubah perasaan simpatinya menjadi perasaan cinta yang entah bisa membuatnya melakukan apapun untuk Myungsoo.

Ia benar-benar seperti mendapatkan hukumannya.

“ M_Mianhae…aku tidak pernah ingin melakukan apapun untuk membuat hubunganmu dan Myungsoo seperti ini”

“ Ya…aku benar-benar ingin menyalahkanmu, Myungsoo harus berfikir dua kali untuk bertunangan denganku karenamu” Haeryeong mulai menangis.

Dan saat itu Sooyeon benar-benar melihat betapa gadis itu sangat membutuhkan Myungsoo. Ia sangat ingin bersma Myungsoo.

“ Aku mencintainya…itulah sebabnya aku kembali, aku telah menyelesaikan studyku dan ingin bersamanya, lalu kenapa ia menunda pertunangan kami? Kami ingin bersama sejak kecil…dan aku masih menaruh harapan itu bisa terjadi, jadi kumohon bantu aku untuk mewujudkannya”

Flash back end_

Sooyeon menatap nanar Myungsoo, ia meneteskan air matanya saat itu juga karena sudah begitu nyeri dan sesak di dalam dadanya. Bahkan ia tidak mampu mengungkapkan bahwa Haeryeong telah lebih dulu membuatnya menahan jawabannya. Haeryeong sudah meyakinkannya bahwa gadis itu membutuhkannya dengan pertemuan singkat mereka pagi itu.

“ aku hanya ingin mendengarnya? “ Myungsoo semakin terdengar lirih.

“ Emh…Husby…aku tahu aku sering memanggilmu suamiku, tapi tidakkah kau menganggap itu serius? Bukankah kita sama sama tahu itu hanya bercanda…apa yang kau bicarakan heuh??? Aku tahu siapa yang kau cintai dan itu_”

“ Neorago…Neorago…Neorago Jung Sooyeon!” sentak Myungsoo.

Sooyeon semakin menjadi, air mata itu merembes keluar. Bibirnya bergetar dan ia menjawab semua pertanyaa Myungsoo padanya.

“ Saranghaeyo…”ucap Sooyeon lirih.

Myungsoo terdiam, mata sendunya berubah menjadi berbinar ketika mendengarnya.

“ Mianhae….tapi kau harus melanjutkan tunanganmu dengan Haeryeong, aku tahu dia lebih menginginkanmu dan dia lebih mencitaimu”

DEG

Sooyeon perlahan melepaskan tangan Myungsoo yang merengkuhnya.

Myungsoo melemas, apa itu jawaban Sooyeon? Apa itu jawabannya? Apa yang ia pikirkan?

Sooyeon berlari masuk ke dalam rumahnya, terdengar keras gadis itu menutup pintu rumahnya , membiarkan Myungsoo dengan segala perasaan hancunya.

Ia memejamkan matanya dan ingin berteriak sekeras mungkin.

Selalu mengorbankan perasaan dan berusaha membuat orang lain bahagia.itulah Sooyeon, dan Myungsoo benar-benar kesal dengan sifat itu.

“ Neorago Jung Sooyeon, kau selalu seperti ini” ucapnya lirih.

Dan ia sudah tahu apa keputusannya untuk undangan keluarga Haeryeong besok. Dia memang harus datang untuk acara rencana pertunangan itu. Karena Sooyeon yang memintanya. Gadis itu yang menginginkan Myungsoo untuk datang.

.

.

Sooyeon mendongak, ia memosisikan kakinga menjadi kebalikan dari kepalanya. Ya…ia sedang jungkir balik di dalam kamarnya hanya karena ia ingin menghentikan air matanya yang terus mengalir. Sama sekali ia tidak menyesal karena telah mengatakan hal penuh keberanian itu pada Myungsoo yang mungkin melukai perasaan pria itu. Namun ia tidak mengerti kenapa air matanya masih terus mengalir. Apa dia sesedih itu? Dia bisa sesedih itu dan kehilangan kedaran normalnya?  Dia tidak sadar bahwa ia tengah sakit , sakit yang menyerang hatinya, dan mungkin ketidak normalan pada matanya.

“ Apa aku perlu ke Apotik untuk membeli obat sakit mata?” gumamnya.

Ia memutuskan untuk kembali membalik posisinya setelah sadar hal itu begitu melelahkan.

Ia mendengus dan menghela nafas panjang. Ia tidak ingin keluar kamar ataupun rumahnya, karena ia tidak ingin bertemu Myungsoo. Entah kenapa ia tidak ingin bertemu pria itu. Membolos bukan hal yang berat ia lakukan karena ia telah melewati ujian akhirnya. Ia tidak perlu ke sekolah. Ia bisa menenagkan diri .

“ Hari ini kau pergi ke rumahnya Husby?” gumamnya lirih. Ia kembali mendengus.

Selanjutnya ia menggelengkan kepalanya. Ia ingat semalam ialah yang mengatakannya pada Myungsoo. Lalu kenapa pria itu tidak pergi?

Haeryeong sudah mengatakan semuanya padanya. Sudah  cukup baginya, bukan niat awalnya membuat orang-orang disekitarnya bersedih. Sudah menjadi sebuah tekat baginya untuk membuat orang-orang disekitarnya bahagia.

Tin

Tin

Sooyeon melebarkan matanya, ia seger mengecek matanya  di kaca. Semoga tidak sembab karena ia menangis. Ia tahu siapa yang membunyikan klakson mobil itu. Itu Appanya, lalu ia tidak mau membayangkan komentar Appanya ketika melihat matanya membengkak .

Tin

Tin

Sooyeon segera menghapus sisa air matanya lalu berlari membuka pintu rumahnya. Ia memasang senyum manisnya lalu sedikit melambaikan tangannya. Detik berikutnya ia sadar bahwa sikapnya salah, kenapa ia harus melambai pada Appanya ? Selanjutnya ia berlari kecil untuk memeluk Appanya.

“ Anyeong Appa” sapanya lembut.

Tn Jung mengerutkan keningnya.

“ Putriku tidak memelukku saat aku datang dari Amerika, apa menurutmu dia merindukanku ketika aku ada di Seoul bersamanya?” pertanyaan itu ia lontarkan pada sang sopir yang berdiri di depannya.

Sang sopir hanya terkekeh, terkadan kedua orang itu memang aneh.

Sooyeon sadar sikapnya kembali aneh. Ia pun segera melepaskan pelukannya.

“ Jadi..kau memutuskan untuk kembali?”

Sooyeon merengut, bahkan ia tidak pernah memikirkan itu. Walaupun pada kenyataannya ia malah meminta Myungsoo untuk melanjutkan pertunangannya, padahal ia sendiri tinggal karena Myungsoo yang memintanya, karena ia mencintai pria itu.

“ Apa aku boleh bernego Appa?”

“ Agar kau tetap di Seoul?”

Sooyeon mengangguk kecil.

“ Apa yang membuatmu begitu ingin tinggal di sini? Kau memiliki kekasih?”

Sooyeon melebar, segera ia menyilangkan tangannya sebagai tanda ketidak setujuannya.

“ Baiklah…itu artinya kau pulang”

“Appa…” rengek Sooyeon.

“ Jangan buat Appamu menjadi ayah yang tega menyeret putrinya karena tidak ingin pulang ke rumahnya”

Sooyeon terdiam. Ia tersenyum kecil lalu mengusap-usap jas Tn Jung. Ia meringis kecil lalu memeluk lengan Appanya.

“ Bisakah kita sarapan pagi dulu Appa? Baru kita bicarakan lagi ini?” rayu Sooyeon.

“ Lihatlah…kenapa ia  lebih pintar merayu setelah lama tidak bertemu? “ dan lagi-lagi hal itu ia lontarkan pada sopirnya.

.

.

Sooyeon selesai dengan sarapan paginya, begitu pula dengan Tn Jung.

Beberapa saat kemudia Tn Jung memberinya amplop yang isinya tidak pernah diduga oleh Sooyeon.

“ Appa, aku belum mengatakan aku ingin kembali, kenapa memberiku ini? Apa ini Tiketku lagi?” Sooyeon menebaknya.

Tn Jung hanya diam, ia tersenyum kecil lalu mengisyaratkan putrinya untuk membukanya.

Sooyeon merengut, ia membuka amplop itu lalu melihat isinya.

Betapa matanya melebar ketika melihat isi dari amplop itu. Ia menarik nafas dalam lalu menahannya dan menatap Appanya. Ia menangkap tatapan yang entah itu kemarahan atau kekecewaan dari Appanya.

“ Appa karena dia kau tinggal di sini? Apa dia kekasihmu? “

Sooyeon membuang nafas yang ia tahan lalu menunduk.

“ Ini_..dia yang aku ingin melakukan apa yang tidak bisa kulakukan pada Yunho Oppa”

“ Kau menyebut alasan konyol itu lagi putriku?”

“ Appa…”

“ Kau tahu kau adalah putri tunggalku, ibumu meninggal dan Yunho meninggal, kau tahu kau adalah pewaris perusahaan , lalu kau menyia-nyiakan waktumu di sini?”

“ Kau menikah lagi dan memiliki putra bernama Edward itu Appa…jangan lupakan anak kecil itu”

Tn Jung berdehem.

“ Perusahaan itu Appa bangun bersama ibumu, Appa hanya ingin kau lebih perhatian dengan perusahaan, dan kenapa Appa memilihmu untuk melanjutkannya”

“ Kau tahu aku tidak terlalu baik dalam pengembangan bisnis seperti itu”

“ Jung Sooyeon”

Sooyeon terdiam, ia menunduk lalu berfikir keras. Ia pun tidak menyangka bahwa ia bisa meneteskan air matanya di depan Appanya.

Tn Jung menyadari putrinya tengah menangis. Ia sendiri tidak tahu kenapa putrinya bisa menangis di depannya. Sementara selama ini Sooyeon dikenal sebagai putri yang enggan menangis di depan siapapun.

“ Pertunanganmu dipercepat, dan kau harus pulang , kau sudah menyelesaikan ujian akhir mu, kau akan kuliah di Amerika. Aku anggap kau setuju”

Tn Jung berdiri, ia meraih kepala Sooyeon dan mencium puncak kepalanya singkat lalu beranjak pergi.

Baiklah…aku benar-benar harus mengucapkan salam perpisahan.

.

.

Pengacara Han sudah siap dan menjemput Myungsoo di rumahnya. Begitu pula dengan Myungsoo. Ia sudah siap dengan pakaian rapinya.

Ia terus memikirkan dimana Sooyeon hari ini, ia sengaja membolos dan mungkin menghindarinya. Ia begitu bingung dengan gadis itu.

“ Apa terjadi sesuatu?” Tanya pengacara Han yang sukses membuyarkan lamunannya.

Myungsoo menggeleng pelan. Ia melangkah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Dan ia sempat melihat kea rah rumah Sooyeon saat hentak memasuki mobil itu. Rumah itu terlihat sepi , dan mungkin Sooyeon tidak ada di rumahnya.

Tunggu…tidak ada di rumahnya?

Myungsoo mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil namun pengacara Han mencegahnya. Membuat Myungsoo benar-benar masuk ke dalam mobil dan bergegas ke rumah Haeryeong.

.

.

Gongchan tersenyum sinis, menyambut kedatangan Myungsoo di rumahnya. Pertemuan keluarga untuk membicarakan rencana pertunangan Noonanya dan Myungsoo. Sebenarnya dia tidak pernah absen untuk melewati hal-hal seperti itu. Karena dia ada di rumah yang sama dengan Haeryeong, itulah kenapa ia selalu ikut andil.

“ Kau terlihat tampan” puji Myungsoo yang tahu anak itu sedang menatapnya jengah.

“ aku tahu , itulah kenapa Noona barbiku selalu menyayangiku” balasnya yang sukses mendapat senyuman mengejek dari Myungsoo.

“ Dia menyayangiku lebih”

“ lalu kenapa kau berdiri di sini?”

“ Prosedur”

Gongchan tertawa …dia mengikuti Myungsoo berjalan di belakangnya. Seperti di drama saja.

Myungsoo membungkukkan setengah badannya ketika melihat Orang tua Haeryeong yang sudah lebih dulu berada di ruang makan itu. Selanjutnya ia tersenyum menyapa Haeyeong yang selalu terlihat anggun dan cantik dengan busananya.

Myungsoo dipersilahkan duduk , disusul dengan pengacara Han dan juga Gongchan.

“ Bagaimana kabarmu Kim Myungsoo?” Tanya Tn Na

“ Sedikit lelah karena ujian akhir sekolah” jawab Myungsoo , meski dengan senyum dan wajah menawan , jawabannya tetap terdengar dingin.

Gongchan terlihat mencibir. Sedangkan Haeryeong tersenyum bahagia.

“ Kita akan bicarakan tentang pertunangan setelah makan malam selesai “

“ tentu Direktur Na,” jawab Pengacara Han.

Haeryeong terlihat antusias untuk menyiapkan makan malam untuk Myungsoo. Sedangkan Myungsoo hanya diam, ia tahu meskipun ia melarangnya Haeryeong tidak akan mendengarnya.

Selanjutnya suasana ruangan itu hanya gaduh dengan suara sendok yang berbenturan dengan piring mereka. Tidak ada yang boleh membicarakan sesuatu saat sedang makan.

Ddrrt

Ddrrt

Myungsoo melirik Gongchan yang mengecek pesan dari ponselnya. Mata itu terlihat melebar, Gongchan terlihat terkejut dengan pesan yang ia terima.

Selanjutnya Myungsoo pun mendapat panggilan masuk dari sahabatnya, Park Chanyeol. Dengan membungkukkan badan ia meminta ijin untuk mengangkan teleponnya keluar ruangan.

“ Yoboseo”

//” Apa yang terjadi? Istrimu itu mengatakan salam perpisahan padaku”// Chanyeol sudah diambang kekhawatiranya di sebrang sana.

Myungsoo pun tak kalah terkejut, ia mendesis dan menggerang pelan.

“ Jung Sooyeon” desisnya.

“ Kau bisa membantuku?”

//” dia mematikan ponselnya//”

“ Baiklah…akan kuatasi setelah ini”

//” Aku harap kalian baik-baik saja”//

“ Gomawo”

Myungsoo menutup teleponnya, ia berbalik dan mendapati Gongchan sudah ada di belakangnya. Berdiri dengan menatapnya tajam.

“ Aku tahu Noona barbieku mungkin terluka karena tahu kau akan bertunganan dengannya, jadi…”

“ Kau akan tahu”

“ Aku ingin mencarinya , tapi aku tidak bisa meninggalkan rumah begitu saja”

“ Aku yang akan mencarinya” jawab Myungsoo.

Selanjutnya ia kembali ke dalam ruang makan . dan Gongchan juga mengikutinya.

Myungsoo masih berdiri di depan semua orang. Ia memantapkan niatnya untuk mengatakan sesuatu pada mereka.

“ Jweosonghamnida” Myungsoo membungkuk 90 derajat di depan semua orang.

Pengacara Han sedikit membaca rencana buruk ini. Hanya saja ia tidak bisa ikut campur lebih untuk keputusan tuan mudanya.

“ Apa yang terjadi Myungsoo_ya?” Tanya Haeryeong panic.

Gongchan hanya melirik singkat lalu meneguk minuman yang ada di depannya. Sedangkan kedua orang tuan Haeryeong juga menatapnya penasaran.

“ Saya tidak bisa menerima pertunangan ini.”

“ KIM MYUNGSOO” Teriak Haeryeong.

“ Jweosonghamnida, niat itu sudah hancur begitu lama karena alasan tertentu , terima kasih karena akhirnya memberikan ijin untuk kami, hanya saja saya sudah mengurungkan niat itu sejak lama”

“ Lalu apa masalahnya? Bukankah ini kesempatan bagus? Selain itu perusahaan juga sudah membuat perjanjian bersama”

“ Saya hanya ingin bersama orang yang saya cintai, untuk itu…saya ingin membatalkan pertunangan ini”

Keheningan terjadi di ruangan itu, Haeryeong terlihat Shock , dia tidak bisa menahan tangisannya.

Semua orang di tempat itu mengerti dengan keadaan ini. Perlahan mereka memutuskan untuk meninggalkan kedua orang itu untuk berbicara satu sama lain. Mengingat mereka sebelumnya memiliki hubungan yang dekat dan lama tidak mendapat persetujuan dari Tn Na.

“ Selesaikan masalah kalian , lalu jelaskan pada kami”

.

Haeryeong melihat nanar kearah Myungsoo, ia benar-benar tidak tahu jalan pikiran Myungsoo.

“ Kau mencintai gadis itu?”

Myungsoo tidak menjawab, ia hanya menatap Haeryeong dengan tatapan permintaan maafnya.

“ Pada akhirnya kaulah penghiantnya”

“ Kau benar-benar meninggalkanku heuh? ” Haeryeong memukul dada Myungsoo.

“ Mianhae…” ucap Myungsoo lirih.

.

.

Gongchan melihat keadaan Haeryeong yant terlihat buruk di dalam balkon kamarnya. Meskipun ia tidak begitu perduli dengan Haeryeong, setidaknya ia harus tahu kenyataannya.

“ Bukankah kau sudah tahu ini akan terjadi? Lalu kenapa kau menangisinya?”

“ Aku pikir ini bisa menghentikannya”

“ Kau belum juga sadar, yang lebih dulu meninggalkan adalah dirimu sendiri, kau tahu kau memang meninggalkannya dulu demi sesuatu yang kau inginkan”

“ Na Gongchan…kau juga memojokkanku?” Haeryeong menatapnya tajam, ia tidak tahu kenapa ia menjadi yang terpojok karena myungsoo membatalkan pertunangan mereka.

“ Kau selalu mendapatkan apa yang kau mau, sebenarnya kau juga perlu merasakan saat kau tidak mendapatkan apa yang kau mau”

“ Lalu kau pikir ini hukumanku ?”

“ Ya…mungkin saja”

Haeryeong menangis, ia semakin terisak . Ia begitu sadar ia telah melakukan kesalahan karena membiarkan Myungsoo dengan kesedihannya dan memilih untuk pergi saat itu meskipun ia tahu Myungsoo membutuhkannya. Jika memang ini hukumannya, ia harus menerimanya.

Perlahan Gongchan meraih pundak Haeryeong dan  memeluknya.

“ Percayalah…Sooyeon memang lebih baik darimu” Gongchan menepuk pelan pundak kakaknya itu.

Sebagai bentuk simpati dengan kisah pilu yang ia buat sendiri.

.

.

Myungsoo mengecek isi rumah Sooyeon namun ia tidak menemukannya, Ia juga melihat Ahn Ahjumma yang menangis karena Sooyeon juga sudah meninggalkan pesan perpisahan untuknya.

Ia mengumpat kecil, lalu memutuskan untuk ke taman. Ia berharap untuk menemukan Sooyeon di tempat itu.

 

Myungsoo menurunkan kecepatannya saat melihat dari jauh sosok Sooyeon yang tengah duduk di kursi favoritnya. Ia tersenyum lega karena menemukannya di tempat ini.

Perlahan ia melangkah dan memastikan Sooyeon tidak mengetahuinya. Jika tidak gadis itu pasti sudah lari dan bersembunyi darinya seperti saat itu.

Myungsoo hanya mampu melihat gadis itu berdiam diri, tidak seperti biasanya , dia akan berbicara pada benda-benda di sekitarnya.

“ Apa mungkin aku sudah mencintainya dalam waktu lama? Kenapa aku tidak berhenti mengeluarkan air mata?’ gumamnya kecil.

Myungsoo terkekeh mendengarnya bi balik pohon. Bahkan disaat seperti ini gadis itu masih terdengar menggemaskan.

“ Selamat tinggal rumput, semak, kursi, lampu, pohon…aku rasa aku memang harus segera kembali “ sambungnya.

Myungsoo tercengang,  bahkan ia mengucapkan salam perpisahan pada benda-benda ini?

Seketika itu ia memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya.

“ Bakka!”

Sooyeon mengernyit, ia mencari sosok yang mengatakanitu, ia yakin itu suara myungsoo.

“ Eoh..Husby? a any..Kim Myungsoo?”

Myungsoo duduk di sampingnya dan menatapnya tajam.

“ Kau mengucapkan salam perpisahan pada semua orang?”

“ Aku belum mengucapkannya padamu…mian” ucapnya dengan nada polos

“ Bukan itu maksudku Jung Sooyeon” geram Myungsoo

“ Apa yang kau lakukan disini?”

“ Mencarimu”

“ Bagaimana dengan acaramu?”

Myungsoo mendengus, ia menghela nafas panjang, Sooyeon masih menyebalkan seperti biasa dengan pertanyaan pertanyaan polosnya ini.

“ Aku membatalkannya”

“WAEEE?” teriak Sooyeon histeris, ia hampir membiarkan matanya terlepas dari kelopaknya.

Myungsoo menarik pinggannya untuk lebih dekat dengannya.

“ Karena aku sudah memiliki gadis lain”

Sooyeon mengerjapkan matanya , ia terlihat gugup menatap Myungsoo dengan sedekat ini.

“ Neorago”

Sooyeon sontak menutup matanya, Myungsoo lagi-lagi mencuri ciumannya.

Bahkan ia juga tidak bisa menolaknya. Kenapa myungsoo selalu seperti ini? Ini akan membuatnya lebih sulit untuk meninggalkannya.

Myungsoo tidak perduli lagi dengan keputusan Sooyeon. Ia menciumi bibir gadis itu, mencurahkan rasa cintanya dengan ciuman lembut dan dalam itu. Ia melumat lebut bibir Sooyeon tanpa perduli jika gadis itu menekan dadanya untuk mejauhkan dirinya. Gadis yang bisa membuatnya begitu gila dan memutuskan semuanya dengan gila diluar kebiasaannya.  Karena Sooyeon ia bisa seperti ini.

Perlahan ia melepaskan bibir kecil itu, ia tersenyum menatap mata Sooyeon yang masih terkejut. Ia mencium puncak kepala Sooyeon lalu kembali mencium bibirnya dan mengeratkan pelukannya.

Tidak lama ia melakukan ciuman keduanya itu.

“ Saranghaeyo” ucapnya kemudian. Ia tersenyum begitu manis pada Sooyeon

“ Antar aku ke Appamu”

“ Yee?????!! Bb_agaimana kk_au tau” Sooyeon dibuat kembali terkejut oleh Myungsoo.

“ Aku selalu tahu Jung Sooyeon”

Myungsoo menarik tangan Sooyeon untuk bergegas menemui Appanya. Entah apa yang akan dilakukan Myungsoo di depan Appanya. Meminta ijin agar dia tetap tinggal? Apa itu mungkin? Mengingat musuhnya kali ini adalah seorang Tn Jung.

.

.

Sooyeon bisa merasakan aura mengerikan dari mata Appanya. Melihatnya datang bersama seorang pria yang telah diselidiki oleh Tn Jung sebelumnya.

“ Jweosonghamnida karena telah membuat Sooyeon tinggal lebih lama di Seoul”

Tn Jung menaikkan sebelah alisnya, Sooyeon tak kalah tegang karena merasakan aura di ruangan itu.

“ Saya begitu ketergantungan untuk selalu bersamanya, untuk itu…saya tidak ingin berpisah dengannya”

Sooyeon menatap Myungsoo heran, kenapa pria datar dan dinginitu mengatakan hal yang menggelikan seperti ini? Kenapa ia bis amengatakan itu?

“ Saya ingin melamar putri Anda”

Sooyeon terbatu. Ia mebulatkan matanya sempurnya. Selanjutnya ia menyentuh telinganya dna menggelengkan kepalanya menyadarkan bahwa ia tengah tidak bermimpi.

“ Kalian masih sangat muda untuk sebuah pernikahan”

“ Saya tahu, dan saya membutuhkannya untuk mendukung setiap langkah saya dan mengisi hari-hari saya”

Sooyeon semakin tidak percaya dengan setiap kalimat menggelikan yang keluar dari mulut itu. Kenapa ia bisa menyusun kalimat seperti itu. Perasaannya menegang menunggu tanggapan Appanya. Ia sendiri tidak berfikir sejauh itu bersama Myungsoo.

“ Kau belum menyelesaikan kuliahmu dan juga belum berpengalaman untuk menjalankan profesimu”

“ Saya tahu, saya akan melakukan kewajiban saya di perusahaan , sebagai mahasiswa dan juga akan membahagiakan putri anda”

Tn Jung mendengus, ia menghela nafas panjang. Ada yang salah dengan kehidupan putrinya ini, kenapa ada pria yang begitu berani melamarnya diusia yang muda ini. Bahkan bukan mengajukan sebuah pertunangan.

Sooyeon menatap Appanya , ia terlihat tegang ketika mendapat balasan dari Tn Jung.

“ Sudah sejak lama akutidak bisa apa-apa untuk menahan dan mengekang putriku, Jadi kali ini aku juga tidak bisa melarangnya”

Myungsoo bersorak dalam hati, Ia segera membungkukkan badannya pada Tn Jung karena telah mendapat persetujuannya.

Ini hal gila karena secepat ini ia memutuskan untuk melamar Sooyeon. Yang ia pikirkan hanya mencegah agar Sooyeon tidak meninggalkannya. Dan ia merasa ini adalah keputusan tepat baginya.

Sooyeon melihat Myungsoo dengan kebahagiaan yang begitu terpancar di wajahnya. Ia begitu terharu melihat apa yang dilakukan Myungsoo padanya. Ia juga tidak pernah menyangka apa yang ia lakukan selama ini berbuah manis seperti ini.

Saranghaeyo…

 

END

 

.

.

Ekstra.

Pertunangan dilakukan di Amerika. Myungsoo tidak bisa menolaknya. Mau tidak mau Sooyeon memang harus pulang dan menyapa keluarganya di sana.

Banyak yang menghadiri acara pertunangan itu. Termasuk Chanyeol dan penggemar berat Sooyeon Na Gonghcan yang sengaja ikut bersama Myungsoo, sekaligus berlibur di Negara tersebut.

Mereka tidak bisa menikah secepat itu, butuh proses penyesuaian untuk melakukannya. Myungsoo harus benar-benar bisa membagi waktunya dengan kuliah dan perusahaan. Dan Sooyeon juga harus bertanggung jawab dengan kuliahnya dan keputusannya untuk bergabung di perusahaan eomma tirinya.

Ijin yang diberikan adalah…menikah 3 tahun lagi. Itu keputusan Tn Jung…namun entah apa yang terjadi 1 tahun kemudian jika saja pernikahan itu terjadi lebih cepat. Tn Jung tidak bisa menghentikan pernikahan yang terjadi lebih cepat itu mengingat putrinya adalah seorang Jung Sooyeon.

“ Waw…akhirya kau pulang gadis kecilku”

Dan siapakan pemilik suara yang saat ini membuat Myungsoo memanas itu? ‘

Ya.Mata Myungsoo memanas karena dengan seenaknya Henry datang , memeluk , mengacak dan mencium puncak kepala Sooyeon.

Sooyeon meringis menatap Myungsoo yang terlihat menatapnya tajam.ia sudah bersiap untuk menanyakan Sooyeon kenapa Henry harus datang disaat seperti ini. Dan selalu membuatnya merasa cemburu.

 

“ Henry…” Tn jung menyebut nama itu.

“ Ne Appa” ucapnya.

Myungsoo mendongak, ia merubah tatapan tajamnya lalu beralih menatap Sooyeon dengan tatapan untuk meminta penjelasan.

“ Dia Oppa tiriku, dan seperti Oppa kandungku, anggap saja dia Oppa kandungku ”  Sooyeon tersenyum memberikan penjelasan itu , dan sontak membuat Myungsoo melemas.

Jadi selama ini ia cemburu dengan kakak Sooyeon ? Itu tidak masuk akal.

_________

 

Huwa….T_T

Sumpah aku jadi sedikit melankolis saat ngetik dialog yang Myungsoo dan Sooyeon 😦

aku harap ini berhasil

maap kalau jelek okey 😦

 

Gomawoo udah mau baca dan maap aku nggak sempet balas komentar kalian 😦 Aku semangat untuk liburan tapi ternyata malah saki u..u

 

yang jelas aku terima kasih karena mendapat semangat untuk terus membuat fanfiction dengan mambaca komentar kalian 🙂 Gomawoo

18 thoughts on “It’s You ~ Sequel Of Just Stay Beside Me

  1. leesoofhie says:

    Sumpah saya sampai nangis2 beneran thor Huweee T.T
    Kaget bgt saat Myungsoo ngelamar Sooyeon kirain cuma mau ngejelasin kalau dia pacarnya Sooyeon,Akhirnya Happy Ending jugaa haha, Si Haeryeong dapet balesan yg setimpal hohoho
    Thanks thor sequelnya ^_^

  2. Revan_sicababay says:

    Part myungsica berantem kerenn bgtt . Ahh thor gw suka bgt ff loo . Appa nya jessica lucu juga w pikir galak bgt hahaa

    Dan ternyata henry kakak tiri nya ?? Huaa ga nyangka , gw mikirnya dia sepupu atau suruhan ayahnya hahaha

    Thor adakah ff baru lg setelah ini ? Gw harap ada krna gw suka ff lo . Tp gw harap lo tetep nuntasin ff yg ada lee min hoo nya , gw tunggu ff itu 😀

    • farahjaegirl says:

      hahaha pada nggak nyangka kan kalau henry itu kakak tirinya…

      hahaha…aku bayangin langsung emang nyebelin kalau bertengkar sama orang dingin…

      selalu ada ide untuk Jessica Jung…semoga bisa secepat ini …

      iya aku juga mau lanjut yang UNCONDITIONALLY…tapi masih ngumpulin waktu dan feel yang tepat 🙂

      gomawo chingu 🙂

  3. Dwi Novita (@dwi0522) says:

    woooowww akhir bahagiaaaa
    seneng liat moment jessica sama myungsoooo

    ga nyangka kalo henry tuh oppanya jessi
    kirain tetangga gitu.. atau temen oppanya..

    Appa Jessi juga keren tuhhhhh
    ta kirain bakal di tolak lamaran myungsoo…eh tahunyaaaaa

    thor…thorr

    bsa request sequel lg gaaaa…..
    critainn ttg acara pertunangan n pernikahan jessica myungsoo donk…

    hehehehehehe….
    peaceeee

    • farahjaegirl says:

      sequel lagi….banyak yang minta juga ternyata…

      bentar masih mengumpulkan ide 🙂

      udah terlintas sih…tinggal tuangin aja dalam bentuk tulisan…tapi nggak janji okey 🙂

      gomawoo 🙂

  4. princessjung4 says:

    Ya ambrukkkk kenapa tiba2 sudah sequel aja… bahkan aku baru baca 1 chap. Dan lupa chap berapa!
    Jalo sudah seperti ini gimana coba.. haduhhhhhh
    Baiklah berhubung besok ak libur bolehlah ak baca dr awal hehe

    Jadi akhirnya tetep myungsica…
    Beneran ga konek sih sama ceritanya maklum ps baca langaung end gini..
    Komen jalan ceritanya ntar ta kalo ak dah paham nunggu baca semua hohoho

  5. N0vi says:

    Wah. .akhirnya keluar jg sequelnya. . .myungsica akhirnya brsatu. Sebenernya pengen tau sich gmn hub.mrka stlah menikah pasti seru bnget tuch tp ini udah kren bnget k0k th0r apalagi ada m0ment”myungsica yg sweet gtu. . . Pk0knya Smangat trus ya th0r,ditunggu FF lainnya. . .HWAITING

  6. rytazza says:

    Keren nih soalnya aku suka sama karakter sica disini.. ckckck… apalagi kalau berhadapan dengan myungsoo, goochan dan chanyeol…

    D tunggu fff yg lainnya yg pairingnya sica yahhh tapi kalah bisa karakternya sama kayak ini soalnya ngakak nih dan unik…

Leave a reply to rytazza Cancel reply